BIOGRAPHY

Nama Saya Reza Mufti Afandi , Tapi Saya Biasa Di Panggil Reza . Saya Berumur 19 tahun, Saya lahir di jakarta pada tanggal 14 oktober 1990 . tinggi saya 167 cm dan berat badan saya 50 kg. Rambut saya pendek dan berwarna hitam , kulit saya berwarna sawo matang.
Saat ini Saya Kuliah di Universitas Gunadarma depok , Jurusan Sistem Komputer. Dan Saat ini Saya duduk di bangku perkuliahan Semester 3 di universitas Gunadarma. tujuan saya masuk jurusan sistem komputer adalah untuk menggembangkan kemampuan saya di bidang komputer. Saya ini Orang nya Pendiam dan tidak sombong. Akan tetapi memiliki rasa ingin tahu yang kuat, pada sesuatu yang saya pikir perlu di ketahui. Hobi saya Bermain sepak bola dan basket. Saya ini Anak Pertama dari Tiga bersaudara. Saya tinggal bersama Kedua Orang tua Saya. tempat tinggal saya di Jl Anggrek XI As.30 No.9 Kranggan permai , Bekasi. Kedua Orang tua saya bekerja Sebagai Pegawai Swasta.

Work Breakdown Structure ( WBS)

WBS adalah sebuah deliverable – orientated collection of project Component
• Menampilkan gambar / grafik tentang hirarki proyek
• WBS bisa diartikan sebagai teknik untuk :
• Membagi keseluruhan proyek kedalam komponen-komponen
• Memecah komponen ke level-level berikutnya sampai dengan tugas
• Setiap tugas yang dimaksud merupakan unit yang dapat dikelola (direncanakan, dianggarkan, dijadwalkan dan dikendalikan) / Manageable unit
Sebuah proyek yang komplek agar mudah dikendalikan harus diuraikan dalam bentuk komponen-komponen individual dalam struktur hirarki, yang dikenal dengan Work Breakdown Structure (WBS).

Pada dasarnya WBS merupakan suatu daftar yang bersifat top down dan secara hirarkis menerangkan komponen-komponen yang harus dibangun dan pekerjaan yang berkaitan dengannya.

Struktur WBS

Struktur dalam WBS mendefinisikan tugas-tugas yang dapat diselesaikan secara terpisah dari tugas-tugas lain, memudahkan alokasi sumber daya, penyerahan tanggung jawab, pengukuran dan pengendalian proyek. Pembagian tugas menjadi sub tugas yang lebih kecil tersebut dengan harapan menjadi lebih mudah untuk dikerjakan dan diestimasi lama waktunya.Sebagai gambaran, Work breakdown structure (WBS) dapat diilustrasikan seperti diagram blok berikut:















Model WBS memberikan beberapa keuntungan, antara lain :

  • Memberikan daftar pekerjaan yang harus diselesaikan

  • Memberikan dasar untuk mengestimasi, mengalokasikan sumber daya, menyusun jadwal, dan menghitung biaya

  • Mendorong untuk mempertimbangkan secara lebih serius sebelum membangun suatu proyek .

Dikarenakan WBS merupakan struktur yang bersifat hirarki, maka bisa juga disampikan dalam bentuk skema sebagai berikut :














Perbedaan Level Dan Tingkat Kedetailan WBS

Setiap organisasi menggunakan terminologinya sendiri untuk mengklasifikasi komponen WBS sesuai levelnya dalam hirarki. Sebagai contoh, beberapa organisasi memperlihatkan level-level yang berbeda sebagai tugas (task), sub-tugas (sub-task) dan paket pekerjaan (work package) sebagaimana yang ditunjukkan dalam bagan diatas. Sementara organisasi lain mungkin menggunakan istilah fase (phase), entri (entry) dan aktifitas (activity).

WBS mungkin saja disusun mengikuti pembagian atau pentahapan dalam siklus hidup proyek ( the project life cycle). Level-level yang lebih tinggi dari struktur umumnya dikerjakan oleh kelompok-kelompok. Level yang paling rendah dalam hirarki seringkali terdiri dari aktifitas-aktifitas dilakukan secara individual, kendati demikian sebuah WBS yang menitikberatkan pada “deliverable tidak memerlukan aktifitas-aktifitas yang spesifik.

Melakukan rincian sebuah proyek ke dalam bagian-bagian komponen yang lebih kecil akan memudahkan pembagian alokasi sumber daya dan pemberian tanggung jawab individual. Perlu kiranya memberi perhatian pada penggunaan detail level yang layak ketika hendak membuat WBS. Dalam kondisi ekstrim, detail level yang sangat tinggi akan menyerupai hasil dalam manajemen mikro. Sedangkan kondisi ekstrim kebalikannya, tugas-tugas mungkin akan menjadi demikian lebar untuk bisa di-manage secara efektif. Kendati demikian, menetapkan tugas-tugas dalam pekerjaan yang berdurasi beberapa hari maupun beberapa bulan merupakan hal yang baik di hampir kebanyakan proyek.

Peran WBS Dalam Perencanaan Proyek

WBS merupakan pondasi untuk perencanaan proyek. WBS dibuat sebelum ketergantungan diidentifikasi dan lamanya aktifitas pekerjaan diestimasi. WBS juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi tugas-tugas dalam model perencanaan proyek. Oleh karena itu, idealnya rancangan WBS sendiri harusnya telah diselesaikan sebelum pengerjaan perencanaan proyek (project plan) dan penjadwalan proyek (project schedule).

Dengan memanfaatkan daftar pekerjaan pada WBS, akan dapat diperkirakan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap pekerjaan tersebut. Perkiraan bisa dilakukan dengan mempertimbangan beberapa hal, antara lain ketersediaan sumber daya dan kompleksitas.

Selanjutnya dilakukan penjabaran dalam kalender (flow time). Beberapa model pendekatan bisa digunakan untuk menghitung perkiraan waktu yang diperlukan :

Most optimistic : Merupakan waktu ideal untuk menyelesaikan pekerjaan, diasumsikan segala sesuatunya berjalan lancar, dan sempurna.

Most likely : Merupakan waktu yang dibutuhkan pada kondisi kebanyakan, tipikal dan normal.

Most pessimistic :Merupakan waktu yang dibutuhkan ketika keadaan paling sulit terjadi.

Selanjutnya, estimasi waktu dilakukan dan dibagi dalam unit (misal 8 jam/hari). Estimasi waktu untuk suatu proyek Intranet (seperti contoh diatas) lebih sulit dari proyek pengembangan aplikasi lainnya. Hal ini karena masih sedikit proyek yang dapat digunakan sebagai patokan menghitung waktu pelaksanaan.

Dalam mengestimasi waktu ini juga harus dipertimbangkan beberapa hal, misal pengalaman teknologi server yang digunakan, keahlian Perl, CGI, Java, HTML, browser, dan juga bekerja dalam lingkungan TCP/IP.

Setelah WBS berhasil disusun dan perkiraan lama waktu pelaksanaan telah dihitung, selanjutnya dilakukan penyusunan jadwal kerja. Pada dasarnya ada dua jenis model deskripsi penjadwalan, yaitu :

§ Bar Chart : Yang hanya menerangkan flow time dari setiap pekerjaan dan tanpa keterkaitan antar pekerjaan. Deskripsi ini paling baik digunakan pada presentasi

§ Network diagram : Yang menunjukkan keterkaitan antar tugas dan mengidentifikasi saat kritis pada jadwal.

turunan parsial pada kehidupan sehari-hari

Penerapan penggunaan turunan parsial matematika pada kehidupan sehari-hari sangat banyak. Hampir semua bidang ada. Namun pada saat ini saya akan menjelaskan penggunaan turunan parsial dalam bidang ekonomi.

Pada bidang ekonomi fungsi turunan dipakai untuk mencari biaya marjinal, yaitu dengan cara menurunkannya dari persamaan biaya total. Bisa ditulis biaya marjinal = biaya total’. Para matematikawan mengenal biaya marjinal sebagai dc/dx, turunan C terhadap x. dengan demikian dapat didefinisikan harga marjinal sebagai dp/dx, pendapatan marjinal sebagai dR/dX, dan keuntungan marjinal sebagai dp/dx.

Berikut contoh soalnya

sebuah perusahaan mempunyai biaya 3000 + 3,15x – 0,0002x2 dengan jumlah persatuan x=1000. tentukan biaya rata-rata dan biaya marjinal?

Penyelasaian

biaya rata-rata = C(x)/x

= 3000+3,15x-0,0002x2 / X

= 3000+3,15 (1000)-0,0001(1000)2 / 1000

= 6050 / 1000 = 6,05

Maka biaya rata-rata persatuan yaitu 6,05 x 1000 = Rp.6050

biaya marjinal = dc/dx

= 3,15-0,0004x

= 3,15-0.0004 (1000)

= 2,75

maka biaya marjinalnya, 2,75 x 1000 = Rp.2750 Pada x=1000

Dari hasil di atas, dapat dikatakan bahwa dibutuhkan Rp.6050 untuk memproduksi 1000 barang pertama dan membutuhkan Rp. 2,75 untuk membuat 1 barang setelah barang yang ke 1000, hanya dibutuhkan Rp. 2750 untuk membuat 1000 barang yang sama.

ehm ! nih satu contoh lagi turunan parsial.....

Misalnya Bandul.

Bandul jika kita ikat dengan menggunakan tali dan dipasang pada ujung pegas, kemudian kita ayunkan dari ujung satu ke ujung yang lain, lalu kita amati getaran pada bandul saat berayun.

Kemudian kita pakai cara newtonian dan lagrangian, untuk mendapatkan persamaan gerak dari sistem tersebut (berayun). Untuk cara newtonian, kita buat vektor satuan x, y, z dengan gaya yang mengikutinya. Sedangkan lagrangian dicari energi kinetik dan potansialnya.

Dan sekarang kita memakai pemecahan secara numerik dengan gerak yang menggunakan metode runge, dimana f, g fungsi dari determinan dengan solusi turunan kedua diatas menggunakan matematika program algebra. Ini adalah cara paling tepat untuk menghubungkan metode runge-kutta dengan persamaan numerik pada sistem.

methode runge kutta adalah methode integrasi numerik biasa dengan menggunakan langkah pengadilan pada tituk tengah suatu interval untuk membatalkan orde rendah kesalahan istilah.

resiko pada proyek teknologi informasi

Resiko pada proyek teknologi informasi

Risiko selalu melibatkan dua karakteristik :

· Ketidakpastian – kejadian yang menandai risiko mungkin atau tidak mungkin terjadi;

· Rugi – bila risiko menjadi realitas, akibat yang tidak diinginkan atau kerugian akan dialami.

Risiko proyek mengancam rencana proyek. Yaitu, bila risiko proyek menjadi nyata, ada kemungkinan jadwal proyek akan mengalami slip dan bahwa biaya menjadi bertambah. Risiko proyek mengidentifikasi hal potensial yang berhubungan dengan pembiayaan, jadwal, personil (staffing dan organisasi), sumber-sumber daya, pelanggan dan masalah persyaratan serta pengaruhnya terhadap proyek perangkat lunak.

Risiko teknis mengancam kualitas dan ketepatan waktu perangkat lunak yang akan dihasilkan. Risiko teknis mengidentifikasi desain potensial, implementasi, interfacing, verifikasi dan masalah pemeliharaan. Ambiguitas, spesifikasi, ketidakpastian teknik, keusangan teknik, dan teknologi yang leading edge juga merupakan faktor risiko.

Risiko bisnis mengancam viabilitas perangkat lunak yang akan dibangun. Kandidat untuk lima risiko bisnis utama adalah :

(1). Pembangunan produk atau sistem yang baik sekali yang sebenarnya tidak pernah diinginkan oleh setiap orang (risiko pasar);

(2). Pembangun sebuah produk yang tidak lagi sesuai dengan keseluruhan strategis bisnis bagi perusahaan (risiko strategis);

(3). Pembangunan sebuah produk di mana bagian pemasaran tidak tahu bagaimana harus menjualnya;

(4). Kehilangan dukungan manajemen senior sehubungan dengan perubahan pada fokus atau perubahan pada manusia (risiko manajemen);

(5). Kehilangan hal-hal yang berhubungan dengan biaya atau komitmen personal (risiko biaya).

Kategori resiko umum lainnya telah diusulkan oleh Charette yaitu :

Risiko yang sudah diketahui adalah risiko yang dapat diungkap setalh dilakukan evaluasi secara hati-hati terhadap rencana proyek, bisnis, dan lingkungan teknik di mana proyek sedang dikembangkan, dan sumber informasi reliabel lainnya (seperti tanggal penyampaian yang tidak realistis, kurangnya persyaratan yang terdokumentasi atau ruang lingkup perangkat lunak, lingkungan pengembangan yang buruk).

Risiko yang dapat diramalkan diekstrapolasi dari pengalaman proyek sebelumnya (misalnya, pergantian staf, komunikasi yang buruk dengan para pelanggan, mengurangi usaha staf bila permintaan pemeliharaan yang sedang berlangsung dilayani). Risiko yang tidak diharapkan dapat benar-benar terjadi, tetapi sangat sulit untuk diidentifikasi sebelumnya.

- Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko adalah usaha sistematis untuk menentukan ancaman terhadap rencana proyek (perkiraan, jadwal, pemuatan sumber daya, dll). Ada dua tipe risiko yang berbeda : risiko generik dan risiko produk spesifik.. Risiko generik merupakan ancaman potensial pada setiap proyek perangkat lunak. Risiko produk spesifik hanya dapat diidentifikasi oleh mereka dengan pemahaman khusus mengenai teknologi tsb, manusia, serta lingkungan yang spesifik terhadap proyek yang ada.

Tom Gilb menyatakan: “Bila anda tidak aktif menyerang risiko, maka risiko akan aktif menyerang anda.” Metode untuk mengidentifikasi risiko adalah menciptakan cheklist item risiko. Checklist dapat digunakan pada identifikasi risiko dan berfokus pada beberapa himpunan bagian risiko yang sudah diketahui dan diprediksi dalam sub kategori berikut ini :

· Ukuran produk – risiko sehubungan dengan keseluruhan ukuran perangkat lunak yang akan dibangun atau dimodifikasi.

· Pengaruh bisnis – risiko sehubungan dengan batasan yang dibebankan oleh manajemen atau pasar.

· Karakteristik pelanggan – risiko sehubungan dengan kepintaran pelanggan dan kemampuan pengembang untuk berkomunikasi dengan pelangan dengan cara yang tepat.

· Definisi proses – risiko sehubungan dengan tingkat di mana proses perangkat lunak telah didefinisikan dan diikuti oleh organisasi pengembangan.

· Lingkungan pengembang – risiko sehubungan dengan keberadaan dan kualitas peranti yang akan digunakan untuk membangun produk.

· Teknologi yang akan dibangun – risiko sehubungan dengan kompleksitas sistem yang akan dibangun dan “kebaruan” teknologi yang dikemas oleh sistem.

· Ukuran dan pengalaman staf – risiko sehubungan dengan keseluruhan teknik dan pengalaman proyek dari rekayasa perangkat lunak yang akan melakukan tugas tersebut.

- Risiko Teknologi

Checklist item risiko berikut mengidentifikasi risiko generik yang berhubungan dengan teknologi yang akan dibangun:

· Apakah teknologi yang akan dibangun adalah hal yang baru untuk organisasi anda?

· Apakah persyaratan pelanggan memerlukan kreasi algoritma baru atau teknologi input atau output?

· Apakah perangkat lunak ber-interface dengan perangkat keras baru atau belum terbukti?

· Apakah perangkat lunak yang akan dibangun ber-interface dengan produk perangkat lunak yang dipasok oleh vendor yang belum terbukti?

· Apakah perangkat lunak yang akan dibangun ber-interface dengan suatu sistem database yang fungsi dan kinerjanya belum dibuktikan di dalam area aplikasi ini?

Pengertian dan ruang lingkup proyek


Ruang Lingkup Proyek

Ruang lingkup proyek adalah suatu tata cara untuk menentukan waktu proyek dimulai, perencanaan lingkup proyek yang akan di garap, pendefinisian ruang lingkup proyek, verifikasi proyek serta kontrol atas perubahan yang mungkin terjadi saat proyek tersebut di mulai.

Dalam Suatu ruang lingkup proyek terdapat bagian-bagian seperti Waktu, dana, kualitas, resiko, sumber daya manusia, logistik, komunikasi, dan manajemen integrasi.

  • Waktu

Meliputi tata cara mendefinisikan suatu aktifitas, menentukan urutan-urutan kejadian atas proyek, mendefinisikan durasi/lama waktu dari setiap pekerjaan, pengembangkan suatu skedul serta merencanakan kontrol atas skedul tersebut

  • Dana

Meliputi tata cara untuk merencanakan sumber dana proyek, mengestimasikan harga dan sumber daya, mendefinisikan budget, serta mengontrol keuangan

  • Kualitas

Meliputi kegiatan perencanaan kualitas, perencanaan jaminan atas suatu kualitas berdasarkan standar tertentu, serta pengontrolan atas kualitas

  • Resiko

Meliputi perencanaan atas manajemen resiko, mengidentifikasikan resiko yang timbul dari suatu proyek, menganalisa kuantitatif dan kualitatif suatu resiko, merencanakan tindakan yang akan diambil dari suatu resiko yang timbul serta memonitor setiap resiko yang mungkin muncul dari suatu proyek

  • Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia meliputi kegiatan perencanaan atas sumber daya manusia yang akan mengerjakan proyek, perekrutan tenaga kerja, serta pembangunan team

  • Logistik

Manajemen logistik meliputi tahapan perencanaan kebutuhan sumber daya untuk kegiatan proyek, perencanaan tender, proses tender dan penentuan pemenang tender, administrasi atas kontrak pembelian, dan tata cara penutupan kontrak.

  • Komunikasi

Meliputi kegiatan perencanaan komunikasi atas level sumber daya, distribusi informasi, laporan kemajuan proyek dan pembuatan administrasi akhir proyek sebelum diserah terimakan.

  • Manajemen Integrasi

Merupakan kegiatan yang meliputi perencanaan pengembangan, perencanaan tata pelaksanaan suatu proyek dan kontrol atas perubahan secara terintegrasi dari suatu proyek.

Work Breakdown Structure (WBS)
WBS adalah proses hierarkis yang membagi pekerjaan proyek menjadi elemen-elemen pekerjaan yang lebih kecil.Penggunaan WBS membantu meyakinkan manajer proyek bahwa semua produk dan elemen pekerjaan yang telah diidentifikasi dan WBS digunakan sebagai basis pengendalian.

Organizational Breakdown Structure (OBS)
OBS adalah proses hierarkis yang melukiskan bagaiamana perusahaan diorganisasi untuk menentukan tanggung jawab kerja.Tujuan OBS adalah menyediakan suatu kerangka untuk meringkas kerja unit organisasi, mengidentifikasi unit organisasi yang bertanggung jawab untuk paket kerja, dan mengikat unit organisasi kepada akun pengendalian biaya.


Contoh : proyek yang ada disekitar daerah saya yaitu seperti pembangunan perumahan, perbaikan jalan dan pembanguan mesjid.

Powered by Blogger